Ivan Tambunan dan Tantangan Mencetak Unicorn

0
2268
Akseleran_Article_Featured_Image_1366x768_cara_mengembangkan_usaha

Dari ribuan perusahaan rintisan (startup) yang ada di Indonesia, baru empat yang berstatus Unicorn alias valuasi perusahaan di atas US$1 miliar. Mereka adalah Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan Go-Jek. Dari nama-nama ini, tidak ada satupun yang bergerak di sektor financial technology (fintech).

Ivan Nikolas Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran, mengatakan banyak tantangan yang dihadapi untuk mendapat status Unicorn, khususnya bagi perusahaan rintisan fintech peer-to-peer lending (P2P Lending). Selain meningkatkan nilai perusahaan, kata Ivan, fintech P2P harus menjaga agar kredit macet tidak meningkat atau fintech gulung tikar. “Lihat saja pengalaman P2P Lending di Cina,” katanya kepada Wartawan Gatra Hendry Roris Sianturi, Selasa (19/2/2018).

Berikut uraian alumnus Universitas Indonesia ini mengenai tantangan fintech menjadi Unicorn:

Apa alasan Anda menggeluti bisnis fintech?

Ivan Nikolas Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran

Saya dan beberapa Co-Founder Akseleran mempunyai visi untuk bisa mewujudkan inklusi keuangan menjadi realitas di Indonesia. Kami ingin membantu UKM-UKM untuk bisa mendapatkan pinjaman usaha yang lebih fleksibel dan efisien, karena saat ini menurut riset OJK terdapat funding gap UKM sebesar Rp1.000 triliun per tahun.

Mengapa fintech P2P Indonesia belum ada yang menjadi Unicorn?

Ini hanya masalah waktu. Platform P2P mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Akseleran sendiri tumbuh dari menyalurkan Rp13 miliar pada 2017 menjadi Rp210 miliar pada 2018. Pada Januari 2019 sendiri, kami sudah menyalurkan Rp55 miliar, dan targetnya kami bisa salurkan Rp1,2 triliun sampai akhir 2019. Selama platform P2P bisa tumbuh cepat dan tetap sustainable serta menjaga kualitas layanan, maka platform tersebut melakukan value creation yang berdampak pada valuasinya.

Bagaimana cara mencetak startup Unicorn di sektor fintech?

Fokusnya harus diganti. Bagi fintech itu, fokusnya bagaimana bisa memberikan solusi yang efektif untuk permasalahan funding gap yang ada bagi UKM, dan untuk membuka akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia. Apabila bisa memberikan solusi yang efektif, serta meningkatkan kualitas dan jangkauan layanannya maka dengan sendirinya akan create value, sehingga meningkatkan valuasi perusahaan. Ini yang benar menurut saya.

Apa tantangan membuat fintech menjadi Unicorn?

Tantangannya adalah bagaimana bisa terus tumbuh secara signifikan tapi tetap sustainable dan bisa mempertahankan kualitas layanan. Kalau fokusnya hanya grow the loan book, maka platfrom P2P akan berkompromi terhadap kualitas pinjaman dan asessment kredit. Akibatnya, tingkat kredit macet akan tinggi, dan pada akhirnya customer akan dirugikan. Lihat saja pengalaman P2P Lending di Cina dimana banyak yang berguguran karena tidak memperhatikan kualitas layanannya dan hanya fokus di growing the loan book.

*Artikel ini sudah dipublikasi oleh Majalah Gatra edisi 21-27 Februari 2019

Ivan Nikolas Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran dalam sesi wawancara khusus oleh Majalah Gatra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here